BOLEHKAH KITA MEMPERSEMBAHKAN DURIAN SAAT SEMBAHYANG?
.
Ivan Taniputera.
2 Maret 2016
.
.
Banyak
orang berkonsultasi pada saya mengenai tata cara dan ritual sembahyang.
Di antara berbagai pertanyaan tersebut adalah apakah boleh
mempersembahkan durian saat sembahyang.
.
Barangkali
saat ditanya perihal tersebut, sebagian besar orang akan menjawab:
tidak boleh. Namun sewaktu ditanya alasannya, mereka tidak dapat
memberikan jawaban atau kalau pun menjawab tanpa disertai penjelasan
yang masuk akal. Sebagai contoh, ada yang menjawab: karena durian
berduri banyak. Durian memang mempunyai banyak duri itu pun semua orang
sudah tahu. Saya pun semenjak kecil juga sudah tahu kalau durian banyak
durinya. Jika tidak berduri banyak, untuk apa disebut durian? Tetapi
apa masalahnya jika durian berduri banyak? Apakah hubungan berduri
banyak dengan persembahan layak dipergunakan saat sembahyang? Waktu
dikejar lebih jauh mereka tidak sanggup menjelaskan secara masuk akal.
.
Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan penjelasan yang masuk akal.
.
Pertama-tama,
kita akan membahas persembahan untuk para Buddha dan Bodhisattva
terlebih dahulu. Para Buddha dan Bodhisattva sudah terbebas dari
dualisme atau keserba-menduaan, yakni pandangan membeda-bedakan yang
mengikat setiap makhluk pada samsara atau alam penderitaan. Belenggu ini
begitu dashyatnya, sehingga setiap makhluk yang belum tercerahkan akan
terus menerus mengembara di alam-alam kehidupan seturut aliran karma
mereka. Karena sudah terbebaskan dari pandangan salah dualisme, maka
para Buddha dan Bodhisattva sebenarnya tidak membeda-bedakan lagi
persembahan apa pun yang dihaturkan pada Mereka. Bahkan sesungguhnya
Mereka juga tidak memerlukan persembahan apa pun! Persembahan yang kita
haturkan lebih sebagai latihan spiritual demi membebaskan kita dari
kemelekatan. Berdana atau mempersembahkan sesuatu merupakan latihan demi
membebaskan batin kita dari keserakahan (lobha).
.
Jadi
jelas sekali, Buddha dan Bodhisattva tidak memerlukan persembahan Anda.
Anda lah yang perlu mempersembahkan sesuatu demi kepentingan Anda
sendiri, yakni menciptakan kondisi batin lebih baik. Dalam
mempersembahkan sesuatu, demi meredakan kemelekatan dalam batin Anda,
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal terpenting adalah
persembahan tersebut hendaknya adalah apa yang Anda sendiri sukai atau
sangat sukai. Jika Anda mempersembahkan sesuatu yang tidak Anda sukai,
maka itu bukan persembahan sama sekali. Itu lebih tepat disebut
“membuang” sesuatu yang tidak Anda sukai. Tidak dapat disebut
persembahan sama sekali!
.
Menimbang
kenyataan tersebut di atas, jikalau Anda sangat menyukai durian,
mengapa Anda tidak mempersembahkan durian? Oleh karenanya, saya
menjawab bahwa jika Anda sangat menyukai durian adalah baik sekali bila
Anda mempersembahkan durian. Apakah salahnya mempersembahkan sesuatu
yang sangat Anda sukai? Bukankah itu tindakan mulia?
.
Pertimbangan
kedua, di alam dewa (devaloka), para dewa jika membutuhkan sesuatu
tinggal memikirkannya saja dan mereka akan mendapatkan apa yang
diinginkan tersebut. Keadaan alam dewa jauh lebih indah dibandingkan
alam manusia. Jadi untuk apa mereka memusingkan apa yang Anda
persembahkan? Karenanya, sekali lagi tidak bermasalah jika Anda
mempersembahkan durian. Yang penting adalah ketulusan hati. Mana yang
lebih mulia, mempersembahkan durian dengan penuh ketulusan, dibandingkan
buah-buah lain (yang menurut tradisi atau kata orang boleh dipergunakan
sebagai persembahan) namun hati Anda dipenuhi oleh “jual-beli”? Adapun
yang dimaksud dengan “jual beli” adalah pamrih, yakni “saya
mempersembahkan ini agar mendapatkan itu.” Anda mempersembahkan sesuatu
demi memperoleh berkah atau terkabulnya keinginan tertentu sebagai
balasannya. Inilah yang disebut pamrih atau “jual beli.” Silakan
pertimbangkan sendiri mana yang lebih mulia.
,
Meskipun
demikian, ada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan pula. Durian
mempunyai bau menyengat. Tidak semua orang tahan terhadap bau durian.
Jadi, jika Anda mempersembahkan durian di vihara atau kuil yang banyak
dikunjungi orang, maka hal itu berpeluang mengganggu umat lain. Dengan
demikian, dapat mengundang kekesalan atau kejengkelan di hati orang
lain. Kemungkinan pula duri buah tersebut dapat mengenai tangan umat
lain yang sedang membersihkan altar atau menaruh persembahannya sendiri.
Karenanya, kita perlu mengambil jalan tengah, yakni lebih baik tidak
mempersembahkan durian di tempat ibadah yang banyak dikunjungi orang.
Kita turut menjaga kepentingan orang lain, dimana ini pun adalah suatu
kebajikan.
.
Namun
kalau kita mempunyai altar pribadi, menurut hemat saya tidak masalah
bila mempersembahkan durian, yakni bila Anda yakin bau durian itu tidak
akan mengganggu siapa pun.
.
Semua
penjelasan di atas, hanya berlaku untuk aliran eksoterik (aliran luar).
Sehubungan dengan aliran esoterik (Tantra), maka semua persembahan itu
sudah dibakukan, dimana tata cara itu bukan disusun serampangan. Para
Guru perealisasi jalan Tantra telah dengan bijaksana menyusun tata cara
ritual dan juga jenis persembahannya, dimana masing-masing persembahan
itu ada kaitan atau makna filosofisnya dengan latihan spiritual sedang
ditekuni. Jadi para sadhaka Tantra perlu tetap berpegang pada tata cara
ritual dengan baik. Namun artikel ini bukan bemaksud membahas mengenai
ritual Tantra, melainkan sembahyang dalam artian umum.
.
Tentu
saja, akan ada banyak orang yang tidak setuju dengan pandangan saya.
Semua itu adalah sah-sah saja. Namun mari kita saling menghormati dan
bertoleransi satu sama lain. Kemampuan bertoleransi dan memahami satu
sama lain, juga merupakan penanda tingkatan spiritual sebagaimana telah
kita masing-masing capai. Marilah kita sepakat untuk berbeda. Besar
harapan saya agar artikel dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . .
.
PERHATIAN:
Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau
konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message
yang meminta analisa gratis. Ini adalah
sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu
saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa,
maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda
ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon
agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar