Selasa, 22 Maret 2016

HU (CHINESE TALISMAN) UNTUK PERLINDUNGAN DAN KEBERUNTUNGAN

HU (CHINESE TALISMAN) UNTUK PERLINDUNGAN DAN KEBERUNTUNGAN
.
Ivan Taniputera.
20 Maret 2016
.
Saya menjumpai hu sebagai berikut.
.

Saya akan mencoba menguraikan makna aksara-aksara China yang terdapat pada hu tersebut.
Bagian 1 terdapat aksara 奉勍 (Fengqing), yang berarti “menghaturkan hormat.”
.
Bagian 2 terdapat aksara 太上老君 (Taishang Laojun), yang merupakan gelar bagi Lao Zi, yakni pendiri Daoisme.
.
Bagian 3 terdapat aksara 道德天尊 (Daode Tianzun), yang juga merupakan gelar bagi Lao Zi.
.
Pada latar belakang hu memang terdapat gambar Lao Zi.
.
Bagian 4 terdapat aksara 福德正神 (Fude Zhengshen), yang merupakan nama dewa. Dalam lafal Hokkian, Beliau dikenal sebagai Hok Tek Cin Sin.
.
Bagian 5 terdapat aksara 炤財童子 (Zhaocai Tongzi) atau Kumara Pemberi Rejeki.
.
Sayangnya barisan aksara sebelah kiri gambarnya buram, sehingga tidak terbaca.
.
Sementara itu, dibagian bawah aksara bertuliskan Fude Zhengshen (bagian 6), terdapat aksara yang dapat disepadankan dengan bunyi “Om” dalam mantra-mantra India.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . .

PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

Minggu, 06 Maret 2016

BOLEHKAH KITA MEMPERSEMBAHKAN DURIAN SAAT SEMBAHYANG

BOLEHKAH KITA MEMPERSEMBAHKAN DURIAN SAAT SEMBAHYANG?
.
Ivan Taniputera.
2 Maret 2016
.

.
Banyak orang berkonsultasi pada saya mengenai tata cara dan ritual sembahyang. Di antara berbagai pertanyaan tersebut adalah apakah boleh mempersembahkan durian saat sembahyang.
.
Barangkali saat ditanya perihal tersebut, sebagian besar orang akan menjawab: tidak boleh. Namun sewaktu ditanya alasannya, mereka tidak dapat memberikan jawaban atau kalau pun menjawab tanpa disertai penjelasan yang masuk akal. Sebagai contoh, ada yang menjawab: karena durian berduri banyak. Durian memang mempunyai banyak duri itu pun semua orang sudah tahu. Saya pun semenjak kecil juga sudah tahu kalau durian banyak durinya. Jika tidak berduri banyak, untuk apa disebut durian? Tetapi apa masalahnya jika durian berduri banyak? Apakah hubungan berduri banyak dengan persembahan layak dipergunakan saat sembahyang? Waktu dikejar lebih jauh mereka tidak sanggup menjelaskan secara masuk akal.
.
Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan penjelasan yang masuk akal.
.
Pertama-tama, kita akan membahas persembahan untuk para Buddha dan Bodhisattva terlebih dahulu. Para Buddha dan Bodhisattva sudah terbebas dari dualisme atau keserba-menduaan, yakni pandangan membeda-bedakan yang mengikat setiap makhluk pada samsara atau alam penderitaan. Belenggu ini begitu dashyatnya, sehingga setiap makhluk yang belum tercerahkan akan terus menerus mengembara di alam-alam kehidupan seturut aliran karma mereka. Karena sudah terbebaskan dari pandangan salah dualisme, maka para Buddha dan Bodhisattva sebenarnya tidak membeda-bedakan lagi persembahan apa pun yang dihaturkan pada Mereka. Bahkan sesungguhnya Mereka juga tidak memerlukan persembahan apa pun! Persembahan yang kita haturkan lebih sebagai latihan spiritual demi membebaskan kita dari kemelekatan. Berdana atau mempersembahkan sesuatu merupakan latihan demi membebaskan batin kita dari keserakahan (lobha).
.
Jadi jelas sekali, Buddha dan Bodhisattva tidak memerlukan persembahan Anda. Anda lah yang perlu mempersembahkan sesuatu demi kepentingan Anda sendiri, yakni menciptakan kondisi batin lebih baik. Dalam mempersembahkan sesuatu, demi meredakan kemelekatan dalam batin Anda, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal terpenting adalah persembahan tersebut hendaknya adalah apa yang Anda sendiri sukai atau sangat sukai. Jika Anda mempersembahkan sesuatu yang tidak Anda sukai, maka itu bukan persembahan sama sekali. Itu lebih tepat disebut “membuang” sesuatu yang tidak Anda sukai. Tidak dapat disebut persembahan sama sekali!
.
Menimbang kenyataan tersebut di atas, jikalau Anda sangat menyukai durian, mengapa Anda tidak mempersembahkan durian? Oleh karenanya, saya menjawab bahwa jika Anda sangat menyukai durian adalah baik sekali bila Anda mempersembahkan durian. Apakah salahnya mempersembahkan sesuatu yang sangat Anda sukai? Bukankah itu tindakan mulia?
.
Pertimbangan kedua, di alam dewa (devaloka), para dewa jika membutuhkan sesuatu tinggal memikirkannya saja dan mereka akan mendapatkan apa yang diinginkan tersebut. Keadaan alam dewa jauh lebih indah dibandingkan alam manusia. Jadi untuk apa mereka memusingkan apa yang Anda persembahkan? Karenanya, sekali lagi tidak bermasalah jika Anda mempersembahkan durian. Yang penting adalah ketulusan hati. Mana yang lebih mulia, mempersembahkan durian dengan penuh ketulusan, dibandingkan buah-buah lain (yang menurut tradisi atau kata orang boleh dipergunakan sebagai persembahan) namun hati Anda dipenuhi oleh “jual-beli”? Adapun yang dimaksud dengan “jual beli” adalah pamrih, yakni “saya mempersembahkan ini agar mendapatkan itu.” Anda mempersembahkan sesuatu demi memperoleh berkah atau terkabulnya keinginan tertentu sebagai balasannya. Inilah yang disebut pamrih atau “jual beli.” Silakan pertimbangkan sendiri mana yang lebih mulia.
,
Meskipun demikian, ada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan pula. Durian mempunyai bau menyengat. Tidak semua orang tahan terhadap bau durian. Jadi, jika Anda mempersembahkan durian di vihara atau kuil yang banyak dikunjungi orang, maka hal itu berpeluang mengganggu umat lain. Dengan demikian, dapat mengundang kekesalan atau kejengkelan di hati orang lain. Kemungkinan pula duri buah tersebut dapat mengenai tangan umat lain yang sedang membersihkan altar atau menaruh persembahannya sendiri. Karenanya, kita perlu mengambil jalan tengah, yakni lebih baik tidak mempersembahkan durian di tempat ibadah yang banyak dikunjungi orang. Kita turut menjaga kepentingan orang lain, dimana ini pun adalah suatu kebajikan.
.
Namun kalau kita mempunyai altar pribadi, menurut hemat saya tidak masalah bila mempersembahkan durian, yakni bila Anda yakin bau durian itu tidak akan mengganggu siapa pun.
.
Semua penjelasan di atas, hanya berlaku untuk aliran eksoterik (aliran luar). Sehubungan dengan aliran esoterik (Tantra), maka semua persembahan itu sudah dibakukan, dimana tata cara itu bukan disusun serampangan. Para Guru perealisasi jalan Tantra telah dengan bijaksana menyusun tata cara ritual dan juga jenis persembahannya, dimana masing-masing persembahan itu ada kaitan atau makna filosofisnya dengan latihan spiritual sedang ditekuni. Jadi para sadhaka Tantra perlu tetap berpegang pada tata cara ritual dengan baik. Namun artikel ini bukan bemaksud membahas mengenai ritual Tantra, melainkan sembahyang dalam artian umum.
.
Tentu saja, akan ada banyak orang yang tidak setuju dengan pandangan saya. Semua itu adalah sah-sah saja. Namun mari kita saling menghormati dan bertoleransi satu sama lain. Kemampuan bertoleransi dan memahami satu sama lain, juga merupakan penanda tingkatan spiritual sebagaimana telah kita masing-masing capai. Marilah kita sepakat untuk berbeda. Besar harapan saya agar artikel dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . .
.

PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

MAKNA PATUNG DEWA YANG RUBUH

MAKNA PATUNG DEWA YANG RUBUH. . Ivan Taniputera. 17 April 2020. . . Kemarin, atau tepatnya tanggal 16 April 2020, s...